End of Year Festive Perkenalkan Dua Karya Anak Bangsa untuk Indonesia

Dua film terbaru karya anak bangsa diperkenalkan di ajang End of Year Festive di Keong Emas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Jumat (20/12) siang. Kedua film tersebut adalah The Historical Java Bali dan Baby Zu.

The Historical Java Bali merupakan film dokumenter yang memaparkan berbagai tempat di wilayah Jawa serta Bali yang kental dengan nilai sejarah. Menjalani proses syuting selama kurang lebih satu bulan, film yang eksklusif tayang di theater Keong Emas TMII nantinya bakal dibuat menjadi tiga series.

“Tantangan dalam membuat film The Historical Java Bali adalah jangan sampai sama dengan yang ada di sosial media. Makanya riset kita panjang karena goalnya adalah untuk edukasi dan tourism. Seri kedua rencananya rilis saat Lebaran yang nantinya akan lebih mengulas sisi magical bukan mistis ya, tapi cenderung ke budaya aja,” ucap Herijanto Judarta, selaku eksekutif produser dan CEO Mahaka Visual Indonesia (MVI).

The Historical Java Bali menjadi bagian dari
rangkaian film serial inspiratif ‘The Hidden Gem of Nusantara’ yang disajikan oleh Keong Emas. Sebelumnya, sudah dirilis film berjudul The Glorious Komodo Island dan Langkah Langkah Kecil, yang bertemakan sosial.

“Banyak orang asing ingin lihat Indonesia. Jadi kalau orang pergi ke daerah wisata nggak cuma foto selfie tapi juga banyak belajar. Kedepan kita akan lari ke arah Timur dan Barat, kami ingin buat ensiklopedia Indonesia di Keong Emas,” tutur Herijanto.

Selain film The Historical Java Bali, Herijanto juga memperkenalkan karya animasi bertajuk Baby Zu. Serial kartun yang berisikan beragam karakter hewan lucu ini menargetkan pasar anak-anak dan dapat diakses secara gratis via media sosial Youtube.

Herijanto menilai, banyak anak-anak menjadi korban akibat bermain gawai dengan tontonan yang tidak tepat. Oleh sebab itulah ia bersama dengan Mocca Studio, menggarap Baby Zu dengan harapan anak-anak bisa menikmati animasi yang sesuai karakter/lingkungan mereka di Indonesia.

“Produksi film animasi tentu lebih lama dengan yang biasa makanya kita nggak buat kisah bersambung. Kami juga buat album dari Baby Zu yang berisikan lagu-lagu klasik yang sudah akrab dari jaman dulu dan kita juga produksi karya baru sendiri. Goals kita adalah bisa mengalahkan karakter animasi dari luar,” tegasnya.

The Historical Java Bali dan Baby Zu memang memiliki pasar yang berbeda, namun bagi Herijanto, keduanya punya tujuan yang sama yaitu memberikan edukasi demi generasi muda Indonesia. “Kita ciptakan konten-konten lokal budaya Indonesia untuk generasi berikutnya sebagai legacy. Kita buat konten edukasi namun tetap bisa menghibur, jadinya edutaiment,” tutupnya.

Penasaran seperti apa edukasi yang dipaparkan lewat The Historical Java Bali, temukan jadwal penayangannya di theater Keong Emas lewat akun sosial media resminya dan juga Youtube untuk menyaksikan serial animasi Baby Zu.

Bagikan Artikel Ini Sekarang

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Widget Powered by Acurax Web Development Company

Follow, Likes & Subscribe Juga Social Media Kami