Gandeng The Jadugar, Iqbaal Ramadhan Hadirkan Tiga Single Dalam Satu Video Klip

Iqbaal Ramadhan resmi kembali ke dunia musik di bawah nama Baale melalui tiga single yang ia lepas pada 19 April kemarin. Mengusung genre pop dengan nuansa ’90-an, “Cinta Luka Sempurna”, “Fortuna”, dan “Di Bawah Lampu” bisa didengarkan di platform musik digital. Tidak hanya sampai di situ, Baale pun sudah menyiapkan video musik dari ketiga lagu tersebut dengan menggandeng The Jadugar.

“Konsep besarnya sendiri diusulkan oleh The Jadugar yang menyesuaikan dengan nuansa tiga single Baale, yaitu pop 90-an. Jadi, awalnya aku cerita ke Om Batman (Henry) bahwa Baale mau membuat videoklip dari tiga lagu yang akan rilis. Saat ditanya mana yang paling utama, aku bilang kalau tidak ada lagu yang dianakemaskan. Dari situ, om-om The Jadugar langsung mengusulkan untuk membuat tiga videoklip yang dijahit menjadi satu. Saat dipresentasikan, kami langsung setuju dan membantu memberikan beberapa detail tambahan. Senangnya, Baale juga mendapat bantuan dari Ringgo Agus Rachman yang menjadi presenter di videoklip,” ucap Baale.

The Jadugar sendiri merupakan salah satu sutradara videoklip terbaik Indonesia pada era 1990-an dan 2000-an yang beranggotakan dua orang, yaitu Anggun Priambodo dan Henry “Batman” Foundation. Beberapa karya yang pernah mereka lahirkan di antaranya “Yang Terdalam” milik Peter Pan (kini NOAH), “Dia Adalah Pusaka Sejuta Umat Manusia yang Ada di Dunia” milik Naif, “My Only One” dari Mocca, hingga “Aku Cinta J.A.K.A.R.T.A.” milik C’mon Lennon. Video musik terakhir yang mereka garap bersama adalah “DECIDE” yang menjadi kolaborasi antara Matter Mos, Ariel Nayaka, Ramengvrl, dan Dipha Barus pada 2018. Setelahnya, The Jadugar pun sibuk dengan urusan masing-masing hingga akhirnya dipersatukan lagi di tahun 2024 ini untuk menyutradarai videoklip milik Baale.

“Awalnya, Iqbaal yang cerita ke saya kalau dia ingin mengajak The Jadugar membuat videoklip untuk tiga single-nya yang akan rilis. Kami sendiri sebenarnya sudah tidak aktif karena kesibukan masing-masing sehingga saya harus mengontak Anggun untuk memeriksa jadwalnya. Ternyata, Anggun sendiri menyambut positif ajakan Iqbaal dan berusaha mencari waktu kosong untuk mengerjakan videoklip ini,” jelas Henry.

Menariknya, karena tidak ada single yang dianakemaskan oleh Iqbaal, Anggun pun
mengusulkan untuk membuat video musik ketiganya yang dijahit menjadi satu. “Karena tidak ada single yang lebih diutamakan oleh Baale, kami pikir, kenapa tidak bikin saja video klip untuk ketiganya? Masing-masing juga punya karakter yang beda, tapi masih mengusung nuansa yang sama. Saat ide ini diajukan ke Baale dan tim, senangnya mereka langsung setuju. Formula ini adalah sesuatu yang cukup fresh bagi kami dan menjadi pembeda dari video klip yang pernah dibuat The Jadugar dulu,” jelas Anggun.

Keinginan bekerja sama dengan The Jadugar sebagai sutradara videoklipnya sudah muncul dari sejak Baale menulis dan memproduksi album perdana di studio. “Aku sudah kebayang bakal seperti apa videoklip dari single-single ini dan langsung terpikir bahwa yang bisa mewujudkan ini adalah The Jadugar yang identik dengan video-video musik pada ’90-an dan awal 2000-an. Menariknya, secara tidak langsung, aku pernah berkarya bersama mereka saat terlibat dalam proyek remake video klip Peter Pan “Yang Terdalam” karena video originalnya disutradarai oleh The Jadugar. Sesuai konsep kami yang mengusung energi dan nuansa ’90-an, menurutku, untuk saat ini hanya The Jadugar yang paling mengerti Baale secara visual,” pungkas Baale

Menghabiskan waktu satu hari syuting, Iqbaal bersyukur tidak menemui halangan yang berarti saat pengerjaan video klip.

“Yang lama mungkin adalah merayu Om Batman, mau men-direct dan menunggu jadwal yang pas dari Om Anggun. Itu kira-kira satu bulan. Setelah itu, kita mulai menyiapkan konsep dan menentukan tim. Untuk lokasi sendiri, hanya di seputaran Jakarta, salah satunya toko kaset Andi Twins Music di daerah Blok M Square. Kesulitan selama syuting sendiri tidak ada karena memang videoklip ini adalah kesempatan bagi Baale untuk bersenang-senang dan seru-seruan. Alhamdulillah, kami suka dengan hasilnya dan, buatku, itu yang terpenting bahwa semua senang dengan proses dan hasilnya serta bangga bisa terlibat dalam produksi videoklip ini,” tuturnya.

The Jadugar sebagai sutradara berharap bahwa videoklip ini akan mendapat sambutan yang positif. “Harapan saya, pesan dan konsep yang ingin Baale bangun akan sampai ke pendengar lewat videoklip ini. Saat ini, video musik bisa dibilang bukan lagi alat untuk memasarkan album, tapi sudah menjadi bagian penting,” ungkap Henry.

Berbeda dengan Henry, Anggun ingin video klip ini menjadi pengingat bahwa ’90-an kini menjadi periode yang klasik, bahkan tanpa kita sadari. “Menurut saya, video klip
“Cinta Luka Sempurna”, “Fortuna”, dan “Di Bawah Lampu” akan menjadi ensiklopedia visual dan sound bagi mereka yang mengalaminya dan mengingatkan bahwa periode ini sudah terlewati dua-tiga dekade ke belakang.”

Baale pun berharap videoklip ini akan mendapat sambutan positif, baik oleh para
penggemarnya maupun para pendengar musik secara general. “Semoga semua bisa
merasakan bahwa video musik ini bukan hanya menghadirkan ulang nuansa ’90-an, tapi seakan-akan memang rilis pada masa itu karena warna, kamera, dan konsep yang dihadirkan The Jadugar sesuai dengan nuansa yang diangkat dalam tiga single Baale,” tutup Iqbaal.

Penasaran seperti apa video klip dari tiga single BAALE? Tonton di kanal Youtube Iqbaal Ramadhan mulai hari ini.

Bagikan Artikel Ini Sekarang

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Network Widget by Acurax Small Business Website Designers

Follow, Likes & Subscribe Juga Social Media Kami