Melansir Travel Daily Media, The Asahi Shimbun media berita Jepang melaporkan bahwa lokasi wisata tertentu di Jepang tidak menyambut turis asing karena insiden turis asing berprilaku buruk di tempat tujuan wisata tertentu di Jepang.
Larangan ini berlaku, tidak hanya untuk turis asing, tetapi juga berlaku kepada turis lokal yang memiliki prilaku buruk juga dilarang untuk masuk. Sebagai contoh, tempat yang menolak untuk dikunjungi turis asing seperti Kuil Nanzo-in di Prefektur Fukuoka Sasaguri, sebuah lokasi yang memiliki patung besar Buddha Reclining Buddha (Nehanzo) sudah memasang tanda-tanda dalam 12 bahasa yang mengatakan bahwa pelancong non-Jepang tidak diizinkan masuk.
Kepala pendeta kuil Kakujo Hayashi mengklaim bahwa perilaku turis asing yang tidak pantas dimulai sekitar satu dekade yang lalu ketika sejumlah besar bus wisata mulai tiba di kuil. Kebisingan dan perilaku kasar para pengunjung membuat para jamaah marah.
Namun, Turis individu dan kelompok-kelompok kecil masih diperbolehkan untuk mengunjungi kuil selama mereka akan berperilaku baik.
Kuil Yatsushirogu di Yatsushiro, Prefektur Kumamoto, telah menutup pintunya bagi semua pengunjung pada tahun 2017 selama jadwal kedatangan kapal pesiar di pelabuhan terdekat.
Meskipun ancaman overtourism, pemerintah Jepang bertujuan untuk meningkatkan jumlah wisatawan asing di Jepang menjadi 40 juta pada tahun 2020.