DKI Jakarta memiliki empat kekuatan pariwisata. Menurut Sapta Nirwandar, Pemerhati Pariwisata. Kota Tua merupakan pariwisata Jakarta yang menjadi ikonik. Kedua, Jakarta mempunyai heritage yang begitu banyak, mulai dari masjid, gereja, dan museum hampir semunya lengkap ada di DKI Jakarta.
Sapta mengatakan sebenarnya sudah bersaing dengan Singapura. lebih banyak pilihan tempat belanja di Jakarta. Ia menjelaskan jangan melihat dari orang Eropa. Orang Asia paling suka belanja seperti seperti Brunei, Malaysia, termasuk orang Australia.
Kedalanya adalah Menurut Sapta, Jakarta tidak punya satu mall yang khusus untuk makanan halal. Sebagai contoh Singapura sudah memiliki tempat khusus untuk halal. Hal seperti ini bisa dilakukan dan dibuat marketingnya yang terukur dan terintegrasi.
Kemudian wisata bahari, Ketiga Jakarta memiliki Pulau Seribu dilihat dari akses, pembenahan destinasinya, termasuk lingkungan dan services-Nya sudah dikembangkan. Wisata bahari wisatawan mancanegara paling suka.
Keempat, wisata halal di Jakarta juga berpotensi banyak makanan halal yang tersedia, “Korea saja bisa laku makanan halalnya. Di Jakarta wisaatwan bisa menemukan penjualan hijab, baju-baju muslim, termasuk salah satu pusat belanja yang suka belanja orang Malaysia di Thamrin City,”ungkapnya.
Ia menjelaskan Jakarta bisa mencontohkan melihat cara Korea mempromosikan pariwisata. Negara tersebut mempromosikan pariwisata bekerjasama dengan produk Samsung. “Siapa yang pergi jalan-jalan dapat Samsung. Jadi co-branding, tidak bisa satu produk dijual satu saja cara seperti itu adalah langkah strategi yang tepat.”jelas Sapta.
Kemudian terkahir MICE, wisatawan mancanegara bisa menyaksikan event atau atraksi yang ada di Jakarta. Seperti Java Jazz Festival karena kelasnya sudah internasional. Kemudian Jakarta marathon dan lainnya. Dirinya berharap agar pariwisata lebih maju dan event yang ada hanya saja atraksinya, harus ditambah program-program yang lebih menarik.
Endang Mawardi selaku promotor Jakarta Marathon mengatakan, MICE (Meeting Incentive Convention Exhibition) kurang lebih 40 persen wisman datang ke Jakarta, sport tourism di Jakarta sudah ada Gelora Bung Karno dan lainnya potensinya begitu besar. Kemudian wisata halal, hiburan, edukasi sebetulnya mendukung semua di Jakarta.
Tambah Endang mengatakan, event yang sekala besar, harus benar-benar menarik wisatawan mancanegara. “Orang mengatakan Jakarta hebat ya sport tourismnya banyak, MICE-nya juga sudah bisa mengalahkan Bali. Balik lagi harus mengukur pasar, di masing-masing kota,”katanya.