Program pendidikan dari Kemendikbudristek untuk meningkatkan kompetensi guru yaitu Guru Penggerak, masih terus digalakkan termasuk di wilayah Jakarta Selatan. Kegiatan yang bertujuan untuk menggerakkan komunitas belajar tersebut sudah memasuki angkatan ke delapan dengan 54 Calon Guru Penggerak (CGP).
Pasca menjalani pendidikan Program Guru Penggerak (PGP) selama 6 bulan, aksi nyata para CGP di sekolahnya masing-masing kemudian dipamerkan lewat ajang Lokakarya di SMKN 8, Pejaten, Jakarta Selatan, Sabtu (3/12) pagi. Acara yang digelar oleh Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi D.I. Yogyakarta ini berlangsung meriah karena banyak menampilkann aksi kesenian para CGP di atas panggung sampai beragam booth yang mewakili tempat mendidik mereka.
“Tujuan lokakarya adalah untuk meningkatkan keterampilan Guru Penggerak dengan perannya di sekolah dan menjadi ruang diskusi. Setelah ini ada penutupan secara daring dan nasional pasca pleno kelulusan. Semoga semua lulus. Tapi CGP masih ada satu tugas yaitu upload rencana program pengembangan di sekolahnya,” ucap Ratna Kumala Hapsari, dari BBGP Provinsi D.I. Yogyakarta.
Dengan bertambahnya Guru Penggerak maka semakin bertambahnya mutu pendidikan, tetap rendah hati dan ajak guru-guru terus bergerak,” tambahnya.
Seperti acara lokakarya CGP sebelumnya, Penen Belajar kali ini juga menampilkan sesi Kelas Berbagi yang diwakili oleh empat orang CGP yang mengajar di SD, SMP, SMK dan SMK. Salah satu di antara mereka ada
Yuli Erkhinah, dari SMPN 29 Jakarta yang membuat Doelan Radio sebagai bentuk aksi nyatanya sebagai CGP.
“Doelan Radio bertujuan untuk membentuk keterampilan komunikasi, penulisan dan teknologi produksi radio. Sekaligus meningkatkan kesadaran sosial serta pemasaran atau promosi. Doelan Radio menggunakan media sosial dalam pengoprasiannya seperti live TikTok dan Spotify. Tantangan dari program ini lebih ke manajemen waktu karena produksinya di sela-sela dan setelah kegiatan sekolah,” kata Yuli.
Setelah acara ini, tentunya para CGP diharapkan untuk konsisten menjalani apa yang telah mereka dapatkan selama 6 bulan pendidikan PGP di tempat mereka mengajar. Tentunya yang utama adalah menjadi tenaga pendidik yang berkualitas sekaligus menhinspirasi.
“Buktikan Guru Penggerak beda dengan Guru yang belum penggerak. Jadilah guru yang dirindui dan menginspirasi murid, cirinya kalau kalian nggak masuk siswanya sedih. Mudah-mudahan Guru Penggerak di Jakarta Selatan lebih banyak sekaligus berkualitas, Bapak Ibu CGP ini adalah etalase dari semua guru di Indonesia. Saya bangga jadi guru dan kalian juga harus bangga,” ucap Aderuswanto, selaku Plt Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Selatan.
Seperti diketahui, kuota sasaran program Guru Penggerak dari tahun 2020 sampai 2024 adalah 405.900 peserta. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari 2.800 peserta di tahun 2020, 13.100 peserta di tahun 2021, 35.000 peserta di tahun 2022, 95.000 peserta di tahun 2023 dan 260.000 peserta di tahun 2024. Sampai angkatan kelima, total Guru Penggerak berdasarkan data kemendibudristek berjumlah 24.038, sehingga potensi mencapai target sangat besar lantaran kini sudah capai angkatan delapan.