Strategi dan Komitmen Maluku Tenggara Memajukan Pariwisata

 

 

Kabupaten Maluku Tenggara terus menunjukan komitmennya dalam memajukan pariwisata daerah. Kabupaten Maluku Tenggara memiliki potensi besar dalam pariwisata dan perikanan. 93 persen wilayah Maluku Tenggara adalah perairan dan sisanya daratan.

“Saat ini, kami terus melakukan berbagai usaha untuk mengangkat potensi pariwisata dengan memanfaatkan 93 persen wilayah perairan tersebut, khususnya pulau Kei” ujar Samuel Risembessy, Bupati Maluku Tenggara, dalam audiensi bersama Forum Wartawan Pariwisata dan Biro Komunikasi Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata, di Forganza Cafe, Langgur, Maluku Tenggara.

Menurut Samuel, sejumlah usaha untuk memajukan pariwisata Maluku Tenggara telah dilakukan terutama dalam memperbaiki aksesibilitas dan promosi. Apalagi menurut Samuel, saat ini Kei lah yang menjadi wajah wisata provinsi Maluku, karena sebagian besar potensi wisata Maluku berada di kabupaten tersebut.

Untuk aksesibilitas, Kabupaten Maluku Tenggara tengah bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan berencana untuk memperpanjang runway Bandara Karel Sadsuitubun dari 2350 m menjadi 2500 m. “Selain rencana perpanjangan runway, Januari lalu Maluku Tenggara berhasil mendatangkan Maskapai Sriwijaya dari Makassar menuju Langgur dan Batik Air juga direncanakan akan terbang menuju Langgur,” jelas Samuel.

Dari sisi promosi, Maluku Tenggara menggenjot potensi pariwisatanya melalui penyelenggaraan event. Salah satunya, event Wonderful Sail 2018 yang akan dilaksanakan pada 23-27 Juli 2018. “Untuk *Wonderful Sail 2018*, kami akan fokus mempersiapkan produk-produk unggulan dari masing-masing desa di Kabupaten Maluku Tenggara sebagai atraksi nanti” ujar Samuel.

Masih disisi promosi, Kabupaten Maluku Tenggara juga telah sukses menyelenggarakan event besar yaitu Bali Kei Archipelago Festival (BKAF) yang merupakan event internasional pertama di Pulau Kei dan Festival Meti Kei yang keduanya dilaksanakan di bulan Oktober Tahun 2017.

Rencana program pariwisata lainnya yaitu “one village, one product” yang berusaha menciptakan produk-produk unggulan baik kuliner, kerajinan, hingga seni dari masing-masing desa di kabupaten Maluku Tenggara ini diharapkan dapat terus dilakukan bahkan setelah Event “Wonderful Sail 2018” selesai.

“Harapan kami produk khas tiap desa dapat memperpanjang lenght of stay dari wisatawan yang datang,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Maluku Tenggara, Roy Rahajaan.

Semua komitmen dan usaha yang dilakukan untuk memajukan pariwisata oleh pemerintah kabupaten serta dispar Maluku Tenggara, bukan tanpa tantangan. Keadaan alam untuk berwisata yang tidak bisa diprediksi, kesediaan telekomunikasi atau provider yang sangat terbatas, amenitas yang masih minim, akses menuju pulau-pulau yang masih hanya mengandalkan speed boat dan kapal nelayan dengan waktu tempuh yang cukup lama, sampah di destinasi wisata, dan SDM pariwisata masih menjadi sejumlah kendala.
“Tantangan memang banyak namun dana terbatas, tapi kami terus berusaha benahi satu persatu masalahnya. Kaitan dengan sampah, misalnya, kami baru saja menandatangani MoU Cipta Karya, mendapat bantuan mobil sampah dan daur ulang sampah. Ke depannya sampah akan dibantu Cipta Karya untuk dihandle,” ujar Roy Rahajaan.

Selain itu, tahun 2017, fokus dispar Maluku Tenggara yaitu meningkatkan kualitas SDM pariwisata dengan melakukan pelatihan dan workshop, maka tahun ini Dispar Maluku Tenggara berfokus kepada penyiapan objek pariwisata. Roy menjelaskan, salah satu usaha yang dilakukan Dispar dengan membangun pusat kuliner di tempat wisata seperti di pantai panjang, yang baru saja selesai tahun lalu.
Kepala Biro Komunikasi Publik, Guntur Sakti yang menjadi pimpinan rombongan peserta Press Tour sangat mengapresiasi inisiatif Dispar Maluku Tenggara atas kerjasama kegiatan Press Tour ini. “

Saya selaku pimpinan rombongan mengucapkan terima kasih atas inisiatif Pak Kadis untuk mengajak kami bekerjasama melakukan kegiatan Press Tour ini, semoga kerjasama kita tidak hanya berhenti sampai disini saja”, ujar Karo Komblik yang akrab disapa Bro GS.
Di kesempatan yang sama, Guntur Sakti pun mengatakan bahwa sebuah destinasi wisata yang maju itu perlu kesiapan dari unsur 3A (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas). “Seperti kata Menpar Arief Yahya, bahwa Atraksi destinasi di setiap daerah sudah pasti tersedia dan lengkap baik unsur alam, budaya, kuliner dan manmade-nya, namun untuk unsur aksesibilitas dan amenitas inilah yang masih menjadi kendala di banyak destinasi wisata daerah, khususnya di Kepulauan”, jelas Guntur Sakti.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya sangat mendukung kegiatan yang melibatkan unsur ABCGM (Academician, Business, Community, Government, Media) seperti kegiatan Press Tour ini. “Pariwisata daerah tidak akan maju tanpa ada komitmen dari CEO atau Kepala Daerah untuk memajukan wisata daerahnya, dan kegiatan Press Tour ini saya apresiasi sebagai salah satu bentuk komitmen Pemda Maluku Tenggara untuk lebih memperkenalkan potensi wisata daerahnya, khususnya Pulau Kei kepada dunia luar melalui Media,” ujar Menpar Arief Yanya.

Guntur Sakti pun menambahkan, dalam menjawab tantangan Aksesibilitas dan Amenitas di Maluku Tenggara, bisa mencontoh apa yang sudah dilakukan Manajemen Pulau Bawah di Kabupaten Kepualauan Anambas yang telah menggunakan Seaplane sebagai akses menuju Pulau Bawah atas seizin Kementerian Perhubungan.

Dan untuk Amenitas, sesuai arahan Menpar Arief Yahya bahwa mulai tahun ini, Kemenpar akan mulai menjalankan kebijakan baru yaitu Nomadic Tourism.

“Mungkin Pemprov Maluku bisa mengadaptasi mengenai Seaplane tersebut agar banyak wisatawan yang tertarik untuk datang karena akses yang cepat dan mudah. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan Amenitas, bisa mempelajari mengenai Nomadic Tourism,dengan Caravan, Glamping dan Home Pod”, jelas Guntur Sakti.

 

Sumber : Kemenpar

Bagikan Artikel Ini Sekarang

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Plugin for Social Media by Acurax Wordpress Design Studio

Follow, Likes & Subscribe Juga Social Media Kami