Foto dok Kemenpar |
Presidet & CEO Sriwijaya Air Chandra Lie bersama jajaran direksi Sriwijaya Air dan Nam Air menerima kunjungan menteri Pariwisata Republik Indonesia Arief Yahya pada 6 Februari di Sriwijaya Air Tower.
Dalam kunjungan tersebut Menpar diajak untuk melihat operational control center di kantor yang baru saja resmi dipergunakan Sriwijaya Group pada awal November tahun lalu. Pada pertemuan tersebut, Arief Yahya mengapresiasi Sriwijaya Group yang menjadi maskapai dengan tingkat On Time Performence (OTP) terbaik pada 2017.
Untuk Nam Air berada di posisi pertama dengan tingkat OTP 92,62 persen. Sedangkan Sriwijaya Air peringkat 2 dengan catatan 88,69 persen.
Pada 2017 komitmen Sriwijaya Air dalam menjaga aspek keselamatan penerbangan memeperoleh penerimaan sertifikat BARS Gold yaitu sertifikat Basic Aviation Risk Stndard (BARS) dengan status Gold.
Sekedar informasi BARS merupakan standar pengelolaan aktivitas penerbangan berbasis resiko. Sertifikat BARS Gold Srwijaya Air berlaku pada 21 Juni 2019. BARS status gold ini diberikan oleh flight safety foundation, sebuah organisasi independen yang mempunyai misi meminimalkan risiko dan meningkatkan keselamatan penerbangan di seluruh dunia.
Sementara itu, Agus Soedjono, Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air Group mengatakan bahwa pertemuan ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan kementerian pariwisata dalam rangka menjalin hubungan kerjasama antara pemerintah dan operator penerbangan, khususnya dalam hal berupaya memperluas aksesbilitas dan konektivitas.
Agus berkomitmen Sriwijaya Air Gorup berkomitmen penuh untuk membantu pemerintah dalam mencapai target kunjungan 17 wisatawan mancanegara pada 2018. ‘Ini merupakan kunjungan seperti tahun sebelumnya . dimana dalam pertemuan ini Sriwijaya Air Group dengan Kementerian Pariwisata maupun industri transportasi di Indonesia,”ungkap Agus.
Menpar pada kesempatan ini mengingatkan, bahwa pertumbuhan Sriwijaya Group tidak boleh lebih rendah dari pertumbuhan sektor pariwisata yang tahun 2017 lalu mencapai 22 persen. Diproyeksikan pariwisata menjadi sumber devisa nomer satu megalahkan CPO.
sumber kemenpar
Bagikan Artikel Ini Sekarang