Ancaman serangan siber memang sulit dihindarkan dalam kondisi saat ini, di mana jumlah penetrasi internet melonjak tinggi dan tingkat keamanan perangkat belum menjadi prioritas. Apalagi pemahaman soal keamanan siber masyarakat Indonesia dinilai masih rendah.
Choirul Fajri, Dosen Universitas Ahmad Dahlan dan Anggota ASPIKOM, menerangkan, total populasi Indonesia adalah sekitar 268.2 juta jiwa dan 150 juta pengguna internet sementara dan 150 juta pengguna aktif media sosial. Masyarakat saat ini banyak menghabiskan waktu bermain media sosial dengan lama waktunya 3 jam 30 menit masyarakat Indonesia menghabiskan waktu untuk bermedia sosial.
“Perharinya pengguna active bermedia sosial adalah generasi milenial, dimana data pada tahun 2017 menunjukan 54% pengguna. Aplikasi yang mereka gunakan adalah 81% Facebook, 70% WA dan 54% Instagram,” kata Choirul dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Senin (21/6/2021).
Ia menjelaskan, artinya generasi milenial sangat familiar menggunakan media sosial dengan memproduksi dan mendistribusikan konten dengan bebas untuk kepentingan pribadi, bisnis, politik, pendidikan, sosial dan juga agama.
“Melihat fenomena saat ini informasi begitu pesat masuk di gadget maupun smartphone. Kita berbagai informasi yang ada saat ini seperti pandemi Covid-19. Berbagai informasi seputar vaksinansi, persebaran Covid, dan berita lain. Karena saat ini kita banyak beraktivitas di rumah agar penekanan laju Covid seperti WFH, SFH, dan banyak aktivitas lainnya. Sehingga kita familiar dan banyak waktu untuk bermain media sosial. Peningkatan ini pada akhirnya memunculkan peluang tindakan kejahatan siber,” paparnya.
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat meluncurkan Gerakan Nasional Literasi Digital mengungkapkan, untuk itu, kecakapan digital harus ditingkatkan dalam masyarakat agar mampu menampilkan konten kreatif mendidik yang menyejukkan dan menyerukan perdamaian.
“Sebab, tantangan di ruang digital semakin besar seperti konten-konten negatif, kejahatan penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital,” ujar Presiden Joko Widodo.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Senin (21/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Mohammad Rifqi (CEO Straight Away), Kuswanto Ferdian (Penulis Buku “Tak Ada Lagi Kita” dan Penulis Lagu Madura), Dr. Achmad Rizal (Dosen dan Peneliti Telkom University), dan Key Opinian Leader Shintaries Nijerinda (CEO PT. HIP Inovasi Indonesia).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.