Kabar Jendela, Jakarta. Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi D.I. Yogyakarta menggelar lokakarya yang dilakukan oleh para Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 7 di wilayah Jakarta Selatan. Kegiatan tersebut merupakan aksi nyata para CGP pasca mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) selama enam bulan.
Mengusung tema Panen Hasil Belajar, lokakarya yang digelar di SMKN 8 di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Sabtu (8/7) pagi tersebut, memperlihatkan berbagai gagasan/ide menarik yang sudah terealisasi dari para CGP, pertunjukkan seni, serta beragam stand dengan dekorasi khas daerah Indonesia. Total ada 146 CGP angkatan 7 di wilayah Jakarta Selatan yang berharap pasca kegiatan lokakarya ini bisa lulus dan meraih sertifikat Guru Penggerak.
“Saya merasa bangga pada CGP Jakarta Selatan karena menyaksikan secara langsung angkatan 7 bekerja sangat keras baik di kelas dan lokakaryanya. Hasilnya dapat dilihat di SMKN 8 ini seakan menampilkan Indonesia mini. Kalau CGP nanti C nya sudah hilang, maka para guru tersebut akan jadi pelatih dan teladan serta contoh bagi ekosistem pendidikan,” ucap Mariana Susanti selaku perwakilan dari BBGP D.I. Yogyakarta.
Salah satu sesi yang paling menarik dari ajang lokakarya Hasil Panen Belajar adalah Kelas Berbagi. Momen tersebut menampilkan empat perwakilan CGP yang menjelaskan secara singkat dan padat perihal program yang sudah mereka jalankan di sekolahnya masing-masing.
Diantara perwakilan tersebut ada Maulana Yusuf, guru dari SDN Cipete Utara 15 yang memiliki gagasan Kreasi Literasi (Kertas). Tujuan dari programnya tersebut adalah mengembangkan kemampuam literasi menulis murid yang nantinya bisa menghasilkan sebuah karya berupa buku.
“Ini adalah proses yang panjang, penuh dengan perjuangan, tenaga, dan pikiran yang nantinya bisa membawa harapan besar untuk kebaikan serta perubahann. Apa yang dilakukan selama ini semoga banyak (CGP) yang lulus untuk wilayah Jakarta Selatan dan lekas dapat sertifikat agar bisa segera melakukan pengabdian,” kata Sonny Juhersoni, selaku Kepala Suku Dinas Pendidikan wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan.
“Semoga kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini dan kedepan bisa menggandeng angkatan-angkatan lain serta penjabat-pejabat yang bisa berikan motivasi,” tambahnya.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana, yang turut hadir di lokakarya Panen Hasil Belajar, menjelaskan kalau pesatnya kemajuan tekhnologi cukup membawa pengaruh terhadap dunia pendidikan di Tanah Air lantaran bisa mendapatkan informasi secara cepat dan mudah. Namun ia optimis, lewat program Guru Penggerak peran seorang pengajar tidak dapat digantikan oleh tekhnologi.
“Sumber daya manusia adalah pondasi. Di atas langit ada langit, jadi keberhasilan sekarang adalah pinjakan-pijakan yang harus dilanjutkan, intinya kita harus belajar dari orang lain. Hadapi era apapun, apakah kita bisa digantikan oleh tekhnologi, sebagai seorang guru tentu kita akan bilang tidak, tapi guru seperti apa yang tidak terganti tekhnologi, yaitu kita harus jadi guru yang inspiring. Itu yang nggak bisa digantikan,” pungkas Nahdiana, yang kini menjabat sebagai Asisten Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Budaya.
Setelah pergelaran lokakarya ini, nantinya para CGP angkatan 7 harus segera menyelesaikan tugas akhirnya dan sudah dinilai oleh fasilitator. Setelah itu, kemudian CGP yang dinilai lolos bisa mendapatkan sertifikat Guru Penggerak.
“Harapan BBGP D.I. Yogyakarta diantaranya adalah semakin bertambahnya CGP atau GP sehingga mutu pendidikan jadi meningkat,” tutup Mariana.
Guru penggerak merupakan program pendidikan dari Kemendikbudristek untuk meningkatkan kompetensi guru. Program ini bertujuan untuk menggerakkan komunitas belajar. Prinsip program ini mirip seperti kurikulum merdeka, yang menggunakan metode lebih fleksibel. Guru penggerak mendorong upaya peningkatan kualitas pendidikan di dalam maupun di luar sekolah menggunakan pendekatan andradogi dan blended learning.
Dilansir dari kemdikbud.go.id Pendidikan Guru Penggerak sudah selesai sampai angkatan 5. Angkatan 6 dan 7 sudah dalam proses akhir pendidikan. Jumlah total 5 angkatan tersebut sudah melahirkan 24.038 Guru Penggerak.